Republik Turki (bahasa Turki: Türkiye Cumhuriyeti) disebut Türkiye (bahasa Turki: Türkiye) yaitu sebuah negara besar di daerah Eurasia. Wilayahnya terbentang dari Semenanjung Anatolia di Asia Barat Daya dan daerah Balkan di Eropa Tenggara. Turki berbatasan dengan Laut Hitam di sebelah utara; Bulgaria di sebelah barat laut; Yunani dan Laut Aegea di sebelah barat; Georgia di timur laut; Armenia, Azerbaijan, dan Iran di sebelah timur; dan Irak dan Suriah di tenggara; dan Laut Mediterania di sebelah selatan. Laut Marmara yang merupakan episode dari Turki digunakan untuk menandai batas wilayah Eropa dan Asia, sehingga Turki dikenal sebagai negara transkontinental.
Bangsa Turki mulai bermigrasi ke daerah yang dinamakan Turki pada masa ke-11. Proses migrasi ini semakin dipercepat setelah kemenangan Seljuk melawan Kekaisaran Bizantium pada pertempuran Manzikert. Beberapa Beylik (Emirat Turki) dan Kesultanan Seljuk Rûm memerintah Anatolia hingga dengan invasi Kekaisaran Mongol. Mulai masa ke-13, beylik-beylik Ottoman menyatukan Anatolia dan membentuk kekaisaran yang daerahnya merambah kebanyakan Eropa Tenggara, Asia Barat, dan Afrika Utara. Setelah Kekaisaran Utsmaniyah runtuh setelah kalah pada Perang Dunia I, sebagian wilayahnya diduduki oleh para Sekutu yang memenangi PD I. Mustafa Kemal Atatürk kemudian mengorganisasikan gerakan perlawanan melawan Sekutu. Pada tahun 1923, gerakan perlawanan ini berhasil mendirikan Republik Turki Modern dengan Atatürk menjabat sebagai presiden pertamanya.
Ibu kota Turki berada di Ankara namun kota terbesar di negara ini yaitu Istanbul. Disebabkan oleh lokasinya yang strategis di persilangan dua benua, budaya Turki merupakan campuran budaya Timur dan Barat yang unik yang sering diperkenalkan sebagai jembatan antara dua peradaban. Dengan adanya daerah yang kuat dari Adriatik ke Tiongkok dalam jalur darat di antara Rusia dan India, Turki telah memperoleh kepentingan strategis yang bertambah pesat.
Turki yaitu sebuah republik konstitusional yang demokratis, sekuler, dan bersatu. Turki telah berangsur-angsur bergabung dengan Barat sementara di ketika yang sama menjalin kekerabatan dengan dunia Timur. Negara ini merupakan salah satu anggota pendiri PBB [4], Organisasi Konferensi Islam (OKI),[5] OECD,[6] dan OSCE,[7] serta negara anggota Dewan Eropa semenjak tahun 1949,[8] dan NATO semenjak tahun 1952.[9] Sejak tahun 2005, Turki yaitu satu-satunya negara Islam pertama yang berunding menyertai Uni Eropa, setelah merupakan anggota koalisi semenjak tahun 1963.[10] Turki juga merupakan anggota negara industri G20 yang mempertemukan 20 buah ekonomi yang terbesar di dunia.
Etimologi
Nama Turki atau Türkiye dalam bahasa Turki terdiri dari dua komponen, yaitu: etnonim Türk dan akhiran aneh –iye yang berarti "pemilik", "tanah" (berasal dari akhiran dalam bahasa Arab –iyya yang serupa dengan akhiran –ia dalam bahasa Yunani dan Latin). Catatan awal istilah "Türk" atau "Türük" sebagai autonim terdapat dalam tulisan-tulisan Orkhon oleh kaum Göktürk (Turki Samawi) dari Asia Tengah (c. masa ke-8 M). Tu–kin dijadikan bukti pada awal tahun 177 SM sebagai nama bantuan bangsa Cina kepada penduduk di wilayah selatan Pegunungan Altai di Asia Tengah. Nama Indonesia "Turki" berasal dari bahasa Latin Pertengahan iaitu Turchia (c. 1369). Nama ini berkerabat akrab dengan Tourkia dalam bahasa Yunani, yang awalnya digunakan oleh bangsa Bizantium untuk menyebut Hungaria pada masa pertengahan (karena bangsa Hungaria dan Turki mempunyai leluhur yang sama) tetapi kemudian mereka mulai menggunakan nama ini untuk menamai wilayah hasil penaklukkan Seljuk di Anatolia, ratusan tahun setelah Pertempuran Manzikert pada tahun 1071.
Sejarah Turki
Semenanjung Anatolia yaitu salah satu wilayah berpenduduk yang tertua di dunia. Berbagai populasi Anatolia kuno menetap di Anatolia, dimulai pada periode Neolitikum hingga ditaklukkan oleh Alexander Agung. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Anatolia, cabang bahasa dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahkan, para peneliti telah mengusulkan Anatolia sebagai sentra hipotesis, di mana bahasa Indo-Eropa menyebar. Bagian wilayah Turki di Eropa disebut Trakia Timur. Wilayah ini tidak berpenduduk semenjak empat ribu tahun yang lalu, dan memasuki masa Neolithikum sekitar tahun 6000 SM dengan penduduknya yang mulai bercocok tanam.
Göbekli Tepe yaitu sebuah situs yang dikenal sebagai struktur tempat suci tertua yang dibuat oleh insan sekitar 10.000 SM,[15] sementara Çatalhöyük yang merupakan permukiman Neolitikum dan Kalkolitikum di Anatolia selatan, sekitar tahun 7500 SM hingga 5700 SM. Pada Juli 2012, kedua situs ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.[16] Permukiman di Troya dimulai pada Zaman Neolitikum dan terus berlanjut hingga Zaman Besi.
Catatan penduduk Anatolia yang paling awal yaitu Bangsa Hatti dan Bangsa Huri, bangsa-bangsa non-Indo-Eropa yang dihuni Anatolia tengah dan timur, masing-masing pada awal 2300 SM. Bangsa Het datang ke Anatolia pada tahun 2000-1700 SM. Kerajaan besar pertama di daerah tersebut didirikan oleh bangsa Het, dari masa kedelapan belas hingga masa ke-13 SM. Asiria menaklukkan wilayah episode tenggara Turki dan menetap di sana pada awal 1950 SM hingga tahun 612 SM.
Setelah runtuhnya kerajaan Het pada tahun 1180 SM, Kerajaan Frigia berkuasa di Anatolia hingga kerajaan mereka dihancurkan oleh Suku Kimmeri pada masa ke-7 SM.
Antikuitas dan Periode Bizantium
Pada awalnya berfungsi sebagai gereja, lalu bermetamorfosis masjid, dan kemudian berubah lagi menjadi museum hingga sekarang. Hagia Sophia dibangun pada masa Kekaisaran Bizantium.
Sekitar tahun 1200 SM, pantai Anatolia dikuasai oleh suku Aiolia dan suku Ionia Yunani. Banyak kota-kota penting yang didirikan, ibarat Miletos, Ephesos, Smirna, dan Bizantium, dan yang terakhir didirikan yaitu Megara pada tahun 657 SM. Negara pertama yang disebut Armenia oleh wilayah lain yaitu negara dinasti Orontid Armenia, yang termasuk episode dari Turki timur yang dimulai pada masa ke-6 SM. Di Turki barat daya, kelompok suku yang paling kuat di Trakia yaitu suku Odyrisia, yang didirikan oleh Teres I.
Anatolia ditaklukkan oleh Kekaisaran Akhemeniyah dari Persia selama masa ke-6 dan ke-5 SM lalu kemudian jatuh ke tangan Aleksander Agung pada tahun 334 SM, yang menjadikan meningkatnya homogenitas kebudayaan dan Helenisasi di wilayah tersebut.[11] Setelah maut Aleksander pada tahun 323 SM, Anatolia kemudian dibagi menjadi beberapa kerajaan Helenistik, yang semuanya menjadi episode dari Republik Romawi pada pertengahan masa ke-1 SM. Proses Helenisasi yang dimulai dengan penaklukan Aleksander dipercepat ketika berada di bawah kekuasaan Romawi, sehingga pada awal masa Masehi bahasa Anatolia dan budaya setempat telah punah digantikan oleh bahasa Yunani.
Pada tahun 324, Konstantinus I memilih Bizantium menjadi ibu kota gres Kekaisaran Romawi, kemudian diubah menjadi Roma Baru. Setelah maut Theodosius I pada tahun 395 dan pembagian permanen Kekaisaran Romawi antara kedua putranya, Konstantinopel menjadi ibu kota Kekaisaran Bizantium, yang akan memerintah sebagian besar wilayah Turki hingga Akhir Abad Pertengahan.
Dinasti Seljuk dan Kesultanan Utsmaniyah
Dinasti Seljuk yaitu cabang dari Kinik Oğuz Turki yang tinggal di Khagan Yabghu wilayah persekutuan Oğuz, sebelah utara Laut Kaspia dan Laut Aral, pada masa ke-9.[26] Pada masa ke-10, bangsa Seljuk mulai bermigrasi dari tanah air leluhur mereka ke Persia, yang menjadi awal dari Kesultanan Seljuk Raya.
Pada paruh kedua masa ke-11, Seljuk mulai menembus ke wilayah timur Anatolia. Pada 1071, Seljuk Turk mengalahkan Bizantium dalam Pertempuran Manzikert, sekaligus dimulainya Turkifikasi di wilayah tersebut, bahasa Turki dan Islam diperkenalkan ke Anatolia secara bertahap menyebar dan transisi yang lambat dari Anatolia yang didominasi Nasrani dan berbahasa Yunani menjadi didominasi Muslim dan berbahasa Turki yang terus berlangsung.
Pada tahun 1243, tentara Seljuk dikalahkan oleh bangsa Mongol, menjadikan kekuatan Dinasti Seljuk perlahan-lahan hancur. Salah satu beylik yang diperintah oleh Osman I kelak selama 200 tahun ke depan akan mengembangkannya menjadi Kesultanan Utsmaniyah, serta memperluas wilayah ke seluruh Anatolia, Balkan, Levant dan Afrika Utara.[28] Pada tahun 1453, Kekaisaran Utsmaniyah menaklukkan Kekaisaran Bizantium dengan menguasai ibu kotanya, Konstantinopel.
Pada tahun 1514, Sultan Selim I (1512-1520) berhasil memperluas wilayah perbatasan selatan dan timur dengan mengalahkan Shah Ismail I dari dinasti Safawiyah dalam Pertempuran Chaldiran. Pada 1517, Selim I memperluas pemerintahan Ottoman ke Aljazair dan Mesir, dan menciptakan angkatan laut di Laut Merah. Selanjutnya, persaingan dimulai antara pihak Utsmaniyah dan kerajaan Portugis untuk menjadi kekuatan laut yang secara umum dikuasai di Samudra Hindia, dengan banyak sekali pertempuran angkatan laut di Laut Merah, Laut Arab dan Teluk Persia. Kehadiran Portugis di Samudera Hindia itu dianggap sebagai bahaya bagi monopoli Utsmaniyah atas rute perdagangan kuno antara Asia Timur dan Eropa Barat (dikenal dengan nama Jalan Sutera). Monopoli ini semakin terganggu menyusul penemuan Tanjung Harapan oleh penjelajah Portugis Bartolomeu Dias pada tahun 1488, yang berdampak cukup besar terhadap perekonomian Utsmaniyah.
Kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah dan prestisi mencapai puncaknya pada masa ke-16 dan ke-17, khususnya selama pemerintahan Suleiman I. Kesultanan ini sering berseteru dengan Kekaisaran Romawi Suci. Di laut, Angkatan Laut Utsmaniyah berseteru dengan beberapa Liga Kudus (saat itu terdiri dari Habsburg Spanyol, Republik Genoa, Republik Venesia, Knights of St John, Negara-negara Kepausan, Grand Duchy of Tuscany dan Kadipaten Savoy) untuk mengendalikannya dari Laut Mediterania. Di timur, Utsmaniyah yang adakala berperang dengan pihak Safawiyah Persia atas konflik yang timbul dari sengketa teritorial atau perbedaan agama antara masa ke-16 dan masa ke-18.
Dimulai pada awal masa ke-19 dan seterusnya, Kesultanan Utsmaniyah mulai melemah. Seperti wilayah, kekuatan militer dan kekayaan yang menurun, bahkan banyak Muslim Balkan yang bermigrasi ke jantung Kekaisaran di Anatolia, bersama dengan bangsa Sirkassia yang melarikan diri dari penaklukan Rusia di Kaukasus. Melemahnya Kesultanan Utsmaniyah menjadikan meningkatnya sentimen nasionalis di antara masyarakat yang menjadikan peningkatan ketegangan etnis yang adakala bermetamorfosis kekerasan, ibarat pembantaian etnis Hamid.
Kesultanan Utsmaniyah memasuki Perang Dunia I di sisi Blok Sentral dan risikonya kalah. Selama perang, diperkirakan 1.500.000 warga Armenia dideportasi dan dibunuh ketika Genosida Armenia berlangsung. Pemerintah Turki menyangkal bahwa terdapat Genosida Armenia dan mengklaim bahwa Armenia hanya dipindahkan dari zona perang timur.[39] Pembantaian besar-besaran juga dilakukan terhadap kelompok minoritas lainnya ibarat bangsa Yunani dan bangsa Assyria.
Setelah Gencatan Senjata Mudros pada tanggal 30 Oktober 1918, kemenangan Blok Sekutu berusaha untuk membagi wilayah Utsmaniyah melalui Persetujuan Sèvres pada tahun 1920.[28]
Sejarah Republik Turki dan Pembaruan Atatürk
Pendudukan Konstantinopel dan Smyrna oleh Sekutu pada masa setelah Perang Dunia I mendorong pembentukan Gerakan Nasional Turki. Di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Pasha, seorang komandan militer yang telah membedakan dirinya selama Pertempuran Gallipoli, Perang Kemerdekaan Turki dilancarkan dengan tujuan mencabut ketentuan Persetujuan Sèvres.
Pada 18 September 1922, tentara pendudukan dikalahkan, dan rezim Turki yang berbasis di Ankara, yang menyatakan diri sebagai pemerintah yang sah pada bulan April 1920, mulai meresmikan transisi hukum dari Utsmaniyah yang lama ke sistem politik Republik yang baru. Pada tanggal 1 November, dewan perwakilan rakyat gres didirikan dan secara resmi menghapuskan sistem Kesultanan, sehingga mengakhiri 623 tahun pemerintahan Utsmaniyah. Perjanjian Lausanne tanggal 24 Juli 1923 mendapat pengesahan internasional terhadap kedaulatan negara "Republik Turki" yang gres dibentuk sebagai negara penerus dari Kesultanan Utsmaniyah, dan secara resmi dinyatakan pada tanggal 29 Oktober 1923 di Ankara, ibu kota Turki yang baru.[43] Perjanjian Lausanne menetetapkan adanya pertukaran populasi antara Yunani dan Turki, di mana 1,1 juta orang Yunani meninggalkan Turki menuju Yunani dan 380.000 umat Muslim dipindahkan dari Yunani ke Turki.
Mustafa Kemal menjadi Presiden pertama dan kemudian melaksanakan banyak reformasi radikal dengan tujuan mengubah negara Utsmaniyah-Turki menjadi republik sekuler baru. Dengan adanya UU Pemberian Julukan tahun 1934, Parlemen Turki memperlihatkan gelar Atatürk (Bapak Bangsa Turki) kepada Mustafa Kemal.
Turki tetap netral selama Perang Dunia II, namun masuk pada ketika tamat perang di pihak Sekutu pada tanggal 23 Februari 1945. Pada tanggal 26 Juni 1945, Turki menjadi anggota piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.[4] Setelah perang, Yunani menghadapi kesulitan dalam mengatasi pemberontakan komunis, bersamaan dengan tuntutan Uni Soviet untuk membangun pangkalan militer di Selat Turki. Hal itu mendorong Amerika Serikat untuk menyatakan Doktrin Truman pada tahun 1947, untuk menjamin keamanan Turki dan Yunani. Yunani dan Turki tergabung dalam Rencana Marshall dan OEEC untuk membangun kembali ekonomi Eropa pada tahun 1948, dan kemudian menjadi anggota pendiri OECD pada tahun 1961.
Setelah ikut serta dengan pasukan PBB dalam Perang Korea, Turki bergabung dengan NATO pada tahun 1952, dan menjadi benteng untuk melawan ekspansi Soviet ke Mediterania. Setelah satu dekade kekerasan antarkomunitas Siprus dan kudeta di Siprus pada 15 Juli 1974 yang dilakukan organisasi paramiliter EOKA B, untuk menggulingkan Presiden Makarios III dan menerapkan pro-Enosis (persatuan dengan Yunani) dengan Nikos Sampson sebagai diktator, Turki menginvasi Siprus pada tanggal 20 Juli 1974. Sembilan tahun kemudian, Republik Turki Siprus Utara, yang hanya diakui oleh Turki, didirikan.
Periode sistem satu partai berakhir pada tahun 1945. Hal ini diikuti oleh transisi menjadi demokrasi multipartai selama beberapa dekade mendatang, yang terganggu oleh kudeta militer pada tahun 1960, 1971, 1980 dan 1997. Pada tahun 1984, kelompok separatis Kurdi (PKK) memulai kampanye perlawanan terhadap pemerintah Turki, yang hingga ketika ini telah merenggut lebih dari 40.000 jiwa.[51] Namun, proses perdamaian sedang berlangsung. Sejak liberalisasi ekonomi Turki selama tahun 1980, negara ini telah mengalami pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik yang kuat. Pada tahun 2013, sejumlah protes terjadi di banyak provinsi di Turki, yang dipicu oleh rencana untuk menghancurkan Taman Taksim Gezi.
Daftar provinsi Turki
Turki dibagi menjadi 81 provinsi:
1. Ankara
2. Kırklareli
3. Edirne
4. Tekirdağ
5. Çanakkale
6. Balıkesir
7. Bursa
8. Yalova
9. İstanbul
10. Kocaeli
11. Sakarya
12. Düzce
13. Zonguldak
14. Bolu
15. Bilecik
16. Eskişehir
17. Kütahya
18. Manisa
19. İzmir
20. Aydın
21. Muğla
22. Denizli
23. Burdur
24. Uşak
25. Afyon
26. Isparta
27. Antalya
28. Konya
29. Mersin
30. Karaman
31. Aksaray
32. Kırşehir
33. Kırıkkale
34. Çankırı
35. Karabük
36. Bartın
37. Kastamonu
38. Sinop
39. Çorum
40. Yozgat
41. Nevşehir
42. Niğde
43. Adana
44. Hatay
45. Osmaniye
46. K. Maraş
47. Kayseri
48. Sivas
49. Tokat
50. Amasya
51. Samsun
52. Ordu
53. Giresun
54. Erzincan
55. Malatya
56. Gaziantep
57. Kilis
58. Şanlıurfa
59. Adıyaman
60. Gümüşhane
61. Trabzon
62. Rize
63. Bayburt
64. Erzurum
65. Artvin
66. Ardahan
67. Kars
68. Ağrı
69. Iğdır
70. Tunceli
71. Elâzığ
72. Diyarbakır
73. Mardin
74. Batman
75. Siirt
76. Şırnak
77. Bitlis
78. Bingöl
79. Muş
80. Van
81. Hakkâri
Politik Turki
Turki yaitu demokrasi perwakilan parlemen. Sejak didirikan sebagai sebuah republik pada tahun 1923, Turki telah membuatkan tradisi kuat sekularisme. Konstitusi Turki mengatur kerangka hukum negara. Ini menetapkan prinsip-prinsip utama pemerintah dan menetapkan Turki sebagai negara terpusat kesatuan. Presiden dari Republik yaitu kepala negara dan memiliki tugas seremonial. Presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun oleh pemilihan pribadi dan Tayyip Erdoğan yaitu presiden pertama yang terpilih melalui pemungutan bunyi langsung.
Kekuasaan administrator dijalankan oleh Perdana Menteri dan Dewan Menteri yang membentuk pemerintah, sedangkan kekuasaan legislatif dipegang oleh dewan perwakilan rakyat unikameral, Majelis Agung Nasional Turki. Peradilan independen dari administrator dan legislatif, dan Mahkamah Konstitusi dibebankan dengan memerintah pada kesesuaian hukum dan keputusan dengan konstitusi. Dewan Negara yaitu pengadilan dari terakhir untuk kasus administrasi, dan Pengadilan Tinggi Banding untuk kasus yang lain.
Perdana menteri dipilih oleh dewan perwakilan rakyat melalui mosi percaya dalam pemerintahan dan yang paling sering kepala dari partai yang memiliki bangku terbanyak di parlemen. Perdana menteri sekarang yaitu Binali Yıldırım, yang menggantikan Ahmet Davutoğlu pada tanggal 24 Mei 2016.
Hak pilih universal untuk kedua jenis kelamin telah diterapkan di seluruh Turki semenjak tahun 1933, dan setiap warga negara Turki yang telah berusia 18 tahun memiliki hak untuk memilih. Ada 550 anggota dewan perwakilan rakyat yang dipilih untuk masa jabatan empat tahun oleh sistem daftar-partai proporsional dari 85 daerah pemilihan. Mahkamah Konstitusi dapat menghentikan pembiayaan publik partai politik yang dianggap anti-sekuler atau separatis, atau melarang eksistensi mereka sama sekali.[58][59] Electoral threshold yaitu 10 persen suara.
Pendukung reformasi Atatürk disebut Kemalis, yang dibedakan dari Islamis, mewakili dua ekstrem pada kontinum keyakinan wacana tugas yang sempurna dari agama dalam kehidupan publik.[61] Posisi Kemalis umumnya menggabungkan semacam demokrasi dengan konstitusi laicist' dan gaya hidup sekuler kebarat-baratan, sementara mendukung intervensi negara dalam ekonomi, pendidikan, dan pelayanan publik lainnya. Sejak tahun 1980, kenaikan ketimpangan pendapatan dan perbedaan kelas telah melahirkan populisme Islam, sebuah gerakan yang dalam teori mendukung kewajiban untuk otoritas, solidaritas komunal dan keadilan sosial, meskipun apa yang mengikuti dalam prakteknya sering diperdebatkan.
Geografi
Turki yaitu negara transbenua. Wilayah Turki yang termasuk Asia mencakup 97 persen dari negara, wilayah ini terpisah dari Eropa Turki oleh Selat Bosporus, Laut Marmara, dan Selat Dardanella. Wilayah Eropa Turki terdiri 3 persen negara. Wilayah Turki memiliki panjang lebih dari 1.600 kilometer (990 mil) dan 800 kilometer (500 mil) luas, dengan bentuk persegi panjang kasar. Negara ini terletak antara garis lintang 35 ° dan 43 ° U, dan bujur 25 ° dan 45 lahan ° T. Turki, termasuk danau,Turki menempati lahan seluas 783.562 kilometer persegi (302.535 mil persegi), areal seluas 755.688 kilometer persegi (291.773 mil persegi) berada di Asia Barat Daya dan 23.764 kilometer persegi (9.175 mil persegi) di Eropa. Turki yaitu negara 37-terbesar di dunia dalam hal luas. Negara ini dikelilingi oleh lautan di tiga sisi: Laut Aegea di sebelah barat, Laut Hitam di utara dan Mediterania di selatan. Terdapat juga Laut Marmara di barat laut.
Bagian Eropa dari Turki, Thrace Timur (wilayah paling timur semenanjung Balkan), membentuk perbatasan Turki dengan Yunani dan Bulgaria. Bagian Asia dari negara ini sebagian besar terdiri oleh semenanjung Anatolia, yang terdiri dari dataran tinggi dengan dataran pantai sempit, antara Koroglu dan pegunungan Pontic di utara dan Pegunungan Taurus di selatan. Turki timur, terletak di wilayah dataran tinggi barat Armenia, memiliki lanskap berupa pegunungan dan merupakan hulu banyak sekali sungai ibarat sungai Efrat, Tigris dan Aras, terdapat pula Gunung Ararat, titik tertinggi di Turki dengan ketinggian 5137 meter (16.854 kaki), dan Danau Van, danau terbesar di negara ini.
Batas Negara Republik Turki
Republic of Turkey
.
Turki yaitu sebuah negara yang terletak di Benua Eropa ( Eurasia ) dengan batas wilayah :
Sebelah utara : Laut Hitam.
Sebelah timur laut : Negara Georgia.
Sebelah timur : Negara Armenia, Iran.
Sebelah tenggara : Negara Irak.
Sebelah selatan : Negara Suriah, Laut Tengah.
Sebelah barat daya : Laut Tengah.
Sebelah barat : Negara Yunani, Laut Tengah.
Sebelah barat laut : Negara Bulgaria.
Referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Turki, https://halokawan.com/batas-wilayah-negara-turki/
0 Response to "Letak, Luas, Batas Wilayah, Keadaan Alam, dan Keadaan Penduduk Turki"
Post a Comment