Israel (bahasa Ibrani מדינת ישראל Medinat Yisra‘el, Arab دولة إسرائيل Dawlat Isrā'īl) yaitu sebuah negara di Timur Tengah yang dikelilingi Laut Tengah, Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir dan gurun pasir Sinai. Selain itu dikelilingi pula dua daerah Otoritas Nasional Palestina: Jalur Gaza dan Tepi Barat. Dengan populasi sebesar 7,5 juta jiwa, Israel merupakan satu-satunya negara Yahudi di dunia. Selain itu, terdapat pula beberapa kelompok etnis minoritas lainnya, meliputi etnis Arab yang berkewarganegaraan Israel, beserta kelompok-kelompok keagamaan lainnya menyerupai Muslim, Kristen, Druze, Samaria, dan lain-lain.
Pendirian negara modern Israel berakar dari konsep Tanah Israel (Eretz Yisrael), sebuah konsep sentra Yudaisme semenjak zaman kuno,[5] yang juga merupakan sentra wilayah Kerajaan Yehuda kuno. Setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa menyetujui dijadikannya Mandat Britania atas Palestina sebagai "negara orang Yahudi".[6] Pada tahun 1947, PBB menyetujui Pembagian Palestina menjadi dua negara, yaitu satu negara Yahudi dan satu negara Arab. Pada 14 Mei 1948, Israel memproklamasikan kemerdekaannya dan ini segera diikuti oleh peperangan dengan negara-negara Arab di sekitarnya yang menolak rencana pembagian ini. Israel kemudian memenangkan perang ini dan mengukuhkan kemerdekaannya. Akibat perang ini pula, Israel berhasil memperluas batas wilayah negaranya melebihi batas wilayah yang ditentukan oleh Rencana Pembagian Palestina. Sejak dikala itu, Israel terus menerus berseteru dengan negara-negara Arab tetangga, menyebabkan peperangan dan kekerasan yang berlanjut hingga dikala ini.[8] Sejak awal pembentukan Negara Israel, batas negara Israel beserta hak Israel untuk berdiri telah dipertentangkan oleh banyak pihak, terutama oleh negara Arab dan para pengungsi Palestina. Israel telah menandatangani perjanjian tenang dengan Mesir dan Yordania, namun usaha perdamaian antara Palestina dan Israel hingga sekarang belum berhasil.
Israel merupakan negara demokrasi dengan sistem pemerintahan parlementer dan hak pilih universal. Perdana Menteri Israel menjabat sebagai kepala pemerintahan dan Knesset bertugas sebagai dewan legislatif Israel. Dalam hal produk domestik bruto, ekonomi negara ini menduduki peringkat ke-44 di dunia. Israel memiliki peringkat Indeks Pembangunan Manusia, kebebasan pers, dan daya saing ekonomi yang tertinggi dibandingkan dengan negara-negara Arab di sekitarnya. Menurut hukum negara Israel, ibukota Israel yaitu Yerusalem. Walaupun demikian tubuh PBB dan kebanyakan negara di dunia tidak mengakuinya.
Etimologi
Selama lebih dari tiga ribu tahun, nama "Israel" memiliki pengertian umum dan religi sebagai Tanah Israel ataupun keseluruhan negara Yahudi. Menurut Alkitab, Yakub dinamai Israel setelah berhasil bergumul dengan seorang malaikat Tuhan.
Berdasarkan penemuan artefak arkeologi, nama "Israel" (selain sebagai nama pribadi) paling awal disebutkan di prasasti Merneptah Mesir kuno (sekitar final kala ke-13 SM). Pada prasasti tersebut nama "Israel" itu sendiri merujuk kepada sekelompok orang yang berasal dari tanah tertentu. Negara modern Israel dinamakan Medinat Yisrael, yang artinya "Negara Israel". Selain itu, terdapat pula nama-nama lain yang digagaskan, meliputi Eretz Israel ("Tanah Israel"), Zion, dan Judea , namun semuanya ditolak. Dalam Bahasa Inggris, warga negara/orang Israel disebut sebagai Israeli. Istilah tersebut dipilih oleh pemerintah Israel pada awal kemerdekaannya. Hal ini secara resmi diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Israel dikala itu, Moshe Sharett.
Daerah ini juga dikenal sebagai Tanah Suci, yang suci untuk semua agama Abrahamik termasuk Yahudi, Kristen, Islam dan kepercayaan Bahá'í. Sebelum Deklarasi Kemerdekaan Israel 1.948, seluruh wilayah ini dikenal dengan banyak sekali nama lain, termasuk Suriah Selatan, Suriah Palestina, Kerajaan Yerusalem, Provinsi Iudaea, Coele-Suriah, Retjenu, Kanaan dan, khususnya, Palestina.
Sejarah Israel dan Sejarah Yahudi di Tanah Israel
Tanah Israel, yang dikenal dalam bahasa Ibrani sebagai Eretz Yisrael, merupakan tanah suci orang Yahudi. Menurut kitab Taurat, Tanah Israel dijanjikan kepada tiga Patriark Yahudi oleh Tuhan sebagai tanah air mereka[20][21]. Pada cendekiawan memperkirakan periode ini ada pada milenium ke-2 SM. Menurut pandangan tradisional, sekitar kala ke-11 SM, beberapa kerajaan dan negara Israel didirikan disekitar Tanah Israel; Kerajaan-kerajaan dan negara-negara ini memerintah selama seribu tahun ke depan.
Antara periode Kerajaan-kerajaan Israel dan penaklukan Muslim kala ke-7, Tanah Israel jatuh di bawah pemerintahanKerajaan Israel,Kerajaan Yehuda Asiria, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Sassania, dan Bizantium. Keberadaan orang Yahudi di wilayah tersebut berkurang drastis setelah kegagalan Perang Bar Kokhba melawan Kekaisaran Romawi pada tahun 132, menyebabkan pengusiran besar-besaran Yahudi. Pada tahun 628/9, Kaisar Bizantium Heraklius memerintahkan pembantaian dan pengusiran orang-orang Yahudi, menjadikan populasi Yahudi menurun lebih jauh. Walau demikian, terdapat sekelompok kecil populasi Yahudi yang masih menetap di tanah Israel. Tanah Israel direbut dari Kekaisaran Bizantium sekitar tahun 636 oleh penakluk Muslim. Selama lebih dari enam abad, kontrol wilayah tersebut berada di bawah kontrol Umayyah, Abbasiyah, dan Tentara Salib sebelum jatuh di bawah Kesultanan Mameluk pada tahun 1260. Pada tahun 1516, Tanah Israel menjadi episode dari Kesultanan Utsmaniyah, yang memerintah wilayah tersebut hingga pada kala ke-20.
Sejarah Zionisme dan Mandat Britania atas Palestina
Orang-orang Yahudi yang berdiaspora telah lama bercita-cita untuk kembali ke Zion dan Tanah Israel.[28] Harapan dan kerinduan tersebut tercatat pada Alkitab[29] dan merupakan tema sentra pada buku doa Yahudi. Pada permulaan kala ke-12, penindasan Yahudi oleh Kristen mendorong perpindahan orang-orang Yahudi Eropa ke Tanah Suci dan meningkatkan jumlah populasi Yahudi setelah pengusiran orang Yahudi dari Spanyol pada tahun 1492. Selama kala ke-16, komunitas-komunitas besar Yahudi kebanyakan berpusat pada Empat Kota Suci Yahudi, yaitu Yerusalem, Hebron, Tiberias, dan Safed. Pada pertengahan kedua kala ke-18, keseluruhan komunitas Hasidut yang berasal dari Eropa Timur telah berpindah ke Tanah Suci.
Imigrasi dalam skala besar, dikenal sebagai Aliyah Pertama (Bahasa Ibrani: עלייה), dimulai pada tahun 1881, yakni pada dikala orang-orang Yahudi melarikan diri dari pogrom di Eropa Timur. Manakala gerakan Zionisme telah ada semenjak dahulu kala, Theodor Herzl merupakan orang Yahudi pertama yang mendirikan gerakan politik Zionisme, yakni gerakan yang bertujuan mendirikan negara Yahudi di Tanah Israel. Pada tahun 1896, Herzl menerbitkan buku Der Judenstaat (Negara Yahudi), memaparkan visinya ihwal negara masa depan Yahudi; Tahun berikutnya ia kemudian mengetuai Kongres Zionis Sedunia pertama.
Aliyah Kedua (1904–1914) dimulai setelah terjadinya pogrom Kishinev. Sekitar 40.000 orang Yahudi kemudian berpindah ke Palestina. Baik gelombang pertama dan kedua migrasi tersebut utamanya yaitu Yahudi Ortodoks,[36] namun pada Aliyah Kedua ini juga meliputi pelopor-pelopor gerakan kibbutz. Selama Perang Dunia I, Menteri Luar Negeri Britania Arthur Balfour mengeluarkan pernyataan yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour, yaitu deklarasi yang mendukung pendirian negara Yahudi di tanah Palestina. Atas seruan Edwin Samuel Montagu dan Lord Curzon, disisipkan pula pernyataan "it being clearly understood that nothing shall be done which may prejudice the civil and religious rights of existing non-Jewish communities in Palestine, or the rights and political status enjoyed by Jews in any other country".[38] Legiun Yahudi, sekelompok batalion yang terdiri dari sukarelawan-sukarelawan Zionis, kemudian membantu Britania menaklukkan Palestina. Oposisi Arab terhadap rencana ini berujung pada Kerusuhan Palestina 1920 dan pembentukan organisasi Yahudi yang dikenal sebagai Haganah (dalam Bahasa Ibrani artinya "Pertahanan").
Pada tahun 1922, Liga Bangsa-Bangsa mempercayakan mandat atas Palestina kepada Britania Raya. Populasi wilayah ini pada dikala itu secara mayoritas merupakan Arab Muslim, sedangkan pada wilayah perkotaan menyerupai Yerusalem, secara mayoritas merupakan Yahudi.
Imigrasi Yahudi berlanjut dengan Aliyah Ketiga (1919–1923) dan Aliyah Keempat (1924–1929), secara keseluruhan membawa 100.000 orang Yahudi ke Palestina. Setelah terjadinya kerusuhan Jaffa, Britania membatasi imigrasi Yahudi, dan wilayah yang ditujukan sebagai negara Yahudi dialokasikan di Transyordania. Meningkatnya gerakan Nazi pada tahun 1930 menyebabkan Aliyah kelima (1929-1939) dengan masukknya seperempat juta orang Yahudi ke Palestina. Gelombang masuknya Yahudi secara besar-besaran ini menimbulkan Pemberontakan Arab di Palestina 1936-1939, memaksa Britania membatasi imigrasi dengan mengeluarkan Buku Putih 1939. Sebagai reaksi atas penolakan negara-negara di dunia yang menolak mendapatkan pengungsi Yahudi yang melarikan diri dari Holocaust, dibentuklah gerakan bawah tanah yang dikenal sebagai Aliyah Bet yang bertujuan untuk membawa orang-orang Yahudi ke Palestina.[32] Pada final Perang Dunia II, jumlah populasi orang Yahudi telah mencapai 33% populasi Palestina, meningkat drastis dari sebelumnya yang hanya 11% pada tahun 1922.
Perang Palestina 1948
Setelah 1945, Britania Raya menjadi terlibat dalam konflik kekerasan dengan Yahudi. Pada tahun 1947, pemerintah Britania menarik diri dari Mandat Palestina, menyatakan bahwa Britania tidak dapat mencapai solusi yang diterima baik oleh orang Arab maupun Yahudi. Badan PBB yang gres saja dibentuk kemudian menyetujui Rencana Pembagian PBB (Resolusi Majelis Umum PBB 18) pada 29 November 1947. Rencana pembagian ini membagi Palestina menjadi dua negara, satu negara Arab, dan satu negara Yahudi. Yerusalem ditujukan sebagai kota Internasional – corpus separatum – yang diadministrasi oleh PBB untuk menghindari konflik status kota tersebut. Komunitas Yahudi mendapatkan rencana tersebut, tetapi Liga Arab dan Komite Tinggi Arab menolaknya atas alasan kaum Yahudi mendapat 55% dari seluruh wilayah tanah meskipun hanya merupakan 30% dari seluruh penduduk di daerah ini. Pada 1 Desember 1947, Komite Tinggi Arab mendeklarasikan pemogokan selama 3 hari, dan kelompok-kelompok Arab mulai menyerang target-target Yahudi. Perang saudara dimulai ketika kaum Yahudi yang mula-mulanya bersifat defensif perlahan-lahan menjadi ofensif. Ekonomi warga Arab-Palestina runtuh dan sekitar 250.000 warga Arab-Palestina diusir ataupun melarikan diri.
Pada 14 Mei 1948, sehari sebelum final Mandat Britania, Agensi Yahudi memproklamasikan kemerdekaan dan menamakan negara yang didirikan tersebut sebagai "Israel". Sehari kemudian, gabungan lima negara Arab – Mesir, Suriah, Yordania, Lebanon dan Irak –menyerang Israel, menimbulkan Perang Arab-Israel 1948.[50] Maroko, Sudan, Yemen dan Arab Saudi juga membantu mengirimkan pasukan. Setelah satu tahun pertempuran, genjatan senjata dideklarasikan dan batas wilayah sementara yang dikenal sebagai Garis Hijau ditentukan. Yordania kemudian menganeksasi wilayah yang dikenal sebagai Tepi Barat dan Yerusalem Timur, sedangkan Mesir mengontrol Jalur Gaza. Israel kemudian diterima sebagai anggota PBB pada tanggal 11 Mei 1949.[51] Selama konflik ini, sekitar 711.000 orang Arab Palestina (80% populasi Arab) mengungsi keluar Palestina.
Peta rencana pembagian Palestina. Daerah berwarna jingga merupakan wilayah negara Yahudi, sedangkan daerah berwarna kuning merupakan wilayah negara Arab
Pada masa-masa awal kemerdekannya, gerakan Zionisme buruh yang dipimpin oleh Perdana Menteri David Ben-Gurion mendominasi politik Israel. Tahun-tahun ini ditandai dengan imigrasi massal para korban yang selamat dari Holocaust dan orang-orang Yahudi yang diusir dari tanah Arab. Populasi Israel meningkat dari 800.000 menjadi 2.000.000 dalam jangka waktu sepuluh tahun antara 1948 hingga dengan 1958. Kebanyakan pengungsi tersebut ditempatkan di perkemahan-perkemahan yang dikenal sebagai ma'abarot. Sampai tahun 1952, 200.000 imigran bertempat tingal di kota kemah ini. Adanya desakan untuk menyelesaikan krisis ini memaksa Ben-Gurion menandatangani perjanjian antara Jerman Barat dengan Israel. Perjanjian ini menimbulkan protes besar kaum Yahudi yang tidak setuju Israel berafiliasi dengan Jerman.
Selama tahun 1950-an, Israel terus menerus diserang oleh militan Palestina yang kebanyakan berasal dari Jalur Gaza yang diduduki oleh Mesir. Pada tahun 1956, Israel bergabung ke dalam sebuah aliansi diam-diam bersama dengan Britania Raya dan Perancis, yang betujuan untuk merebut kembali Terusan Suez yang sebelumnya telah dinasionalisasi oleh Mesir (lihat Krisis Suez). Walaupun berhasil merebut Semenanjung Sinai, Israel dipaksa untuk mundur atas tekanan dari Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai ganti atas jaminan hak pelayaran Israel di Laut Merah dan Terusan Suez.
Pada permulaan dekade selanjutnya, Israel berhasil menangkap dan mengadili Adolf Eichmann, seorang penggagas utama Solusi Akhir yang bersembunyi di Argentina. Peradilan ini memiliki pengaruh yang besar lengan berkuasa terhadap kepedulian publik terhadap Holocaust, dan hingga sekarang Eichmann merupakan satu-satunya orang yang dieksekusi oleh Israel walaupun John Demjanjuk juga dijatuhi hukuman mati sebelum kemudian putusan tersebut dibalikkan oleh Mahkamah Agung Israel.
Konflik Arab-Israel dan Konflik Israel-Palestina
Negara-negara Arab selama bertahun-tahun menolak hak Israel untuk berdiri. Nasionalisme Arab yang dipimpin oleh Nasser menyerukan penghancuran negara Israel. Pada tahun 1967, Mesir, Suriah, dan Yordania menutup perbatasannya dengan Israel dan mengusir pasukan perdamaian PBB keluar dari wilayah tersebut serta memblokade jalan masuk Israel terhadap Laut Merah. Israel kemudian melancarkan serangan terhadap pangkalan angkatan udara Mesir karena takut akan terjadinya invasi oleh Mesir. Hal ini kemudian berujung pada Perang Enam Hari yang kemudian dimenangkan oleh Israel. Pada perang ini, Israel berhasil merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan. Garis Hijau menjadi penanda batas antara wilayah manajemen Israel dengan Wilayah pendudukan Israel. Batas wilayah Yerusalem juga diperluas dengan memasukkan wilayah Yerusalem Timur. Sebuah undang-undang yang mengesahkan pemasukan wilayah ini kemudian ditetapkan. Hal ini kemudian berujung pada Resolusi Dewan Keamanan PBB 478 yang menyatakan bahwa penetapan ini tidak sah dan melanggar hukum internasional.
Kegagalan negara-negara Arab pada perang tahun 1967 kemudian menyebabkan tumbuhnya gerakan kemerdekaan Palestina oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pada final 1960-an dan awal 1970-an, beberapa kelompok militer Palestina melancarkan banyak sekali gelombang serangan terhadap warga-warga Israel di seluruh dunia,[68] termasuk pula pembunuhan atlet-atlet Israel pada Olimpiade München 1972. Israel membalas agresi tersebut dengan melancarkan Operasi Wrath of God (Murka Allah). Pada operasi ini, orang-orang yang bertanggung jawab terhadap peristiwa München ini dilacak dan dibunuh.
Pada hari Yom Kippur 6 Oktober 1973 yang merupakan hari suci Yahudi, pasukan Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak terhadap Israel. Perang tersebut berakhir pada tanggal 26 Oktober dengan Israel berhasil memukul balik pasukan Mesir dan Suriah. Walaupun demikian perang ini dianggap sebagai kekalahan Israel. Sebuah komisi yang dibentuk untuk menginvestigasi perang ini membebaskan pemerintah Israel dari tanggung jawab. Namun kemarahan publik Israel pada balasannya memaksa Perdana Menteri Golda Meir untuk mengundurkan diri.
Pemilihan Knesset 1977 menandai terjadinya titik balik dalam sejarah perpolitikan Israel. Pada pemilihan ini, Menachem Begin yang berasal dari partai Likud mengambil alih kontrol pemerintahan dari Partai Buruh Israel. Pada tahun itu pula, Presiden Mesir Anwar El Sadat melaksanakan kunjungan ke Israel dan mengucapkan pidato di depan Knesset. Aksi ini dilihat sebagai pengukuhan kedaulatan Israel yang pertama oleh negara Arab.[72] Dua tahun kemudian, Sadat dan Menachem Begin menandatangani Persetujuan Camp David dan Perjanjian Damai Israel-Mesir.[73] Israel menarik mundur pasukannya dari semenanjung Sinai dan setuju untuk bernegosiasi membahas otonomi warga Palestina yang berada di luar Garis Hijau, namun rencana tersebut tidak pernah diimplementasikan. Pemerintahan Begin mendukung warga Israel untuk bermukim di Tepi Barat, menjadikan konflik dengan warga Palestina di daerah tersebut.
Pada tanggal 7 Juni 1981, Israel membombardir reaktor nuklir Osirak milik Irak pada Operasi Opera. Badan intelijen Israel, Mossad, mencurigai reaktor nuklir tersebut akan digunakan Irak untuk menyebarkan senjata nuklir. Pada tahun 1982, Israel melaksanakan intervensi pada Perang Saudara Lebanon untuk menghancurkan basis-basis serangan Organisasi Pembebasan Palestina di Israel Utara. Intervensi ini kemudian bermetamorfosis Perang Lebanon Pertama. Israel menarik pasukannya dari Lebanon pada tahun 1986. Intifada Pertama yang merupakan perlawanan rakyat Palestina terhadap pemerintahan Israel terjadi pada tahun 1987, menyebabkan terjadinya kekerasan di daerah pendudukan Israel. Selama 6 tahun berikutnya, lebih dari seribu orang tewas, kebanyakan merupakan korban kekerasan internal warga Palestina. Selama Perang Teluk 1991, PLO dan kebanyakan warga Palestina mendukung Saddam Hussein dan Irak dalam melancarkan serangan misil terhadap Israel.
Pada tahun 1992, Yitzhak Rabin menjadi Perdana Menteri Israel setelah memangkan pemilihan umum legislatif Israel 1992. Yitzhak Rabin dan partainya mendukung adanya kompromi dengan tetangga-tetangga Israel. Setahun kemudian, Shimon Peres dan Mahmoud Abbas, sebagai wakil Israel dan PLO, menandatangani Persetujuan Oslo. Persetujuan ini menyampaikan Otoritas Nasional Palestina hak untuk memerintah di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Selain itu, juga dinyatakan pula pengukuhan hak Israel untuk berdiri dan menyerukan berakhirnya terorisme. Pada tahun 1994, Perjanjian Damai Israel-Yordania ditandatangani, membuat Yordania menjadi negara Arab kedua yang melaksanakan normalisasi kekerabatan dengan Israel.
Dukungan publik Arab terhadap persetujuan ini menurun setelah terjadinya peristiwa pembantaian umat Muslim yang sedang bersembahyang di Masjid Ibrahimi oleh sekelompok ekstremis gerakan Kach. Selain itu, permukiman warga Israel di daerah pendudukan yang masih berlanjut, serta menurunnya kondisi ekonomi Palestina juga menurunkan dukungan publik Arab. Dukungan publik Israel terhadap persetujuan ini juga berkurang setelah terjadinya rentetan kasus bom bunuh diri yang dilakukan oleh hamas. Pembunuhan Yitzhak Rabin yang dilakukan oleh ekstremis Yahudi ketika ia sedang meninggalkan sebuah pawai yang mendukung perdamaian dengan Palestina mengejutkan seluruh negeri.
Pada final 1990-an, Israel yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu menarik mundur pasukannya dari Hebron dan menandatangai Memorandum Sungai Wye. Memorandum tersebut menyampaikan Otoritas Nasional Palestina kontrol yang lebih luas.
Ehud Barak yang merupakan Perdana Menteri terpilih pada pemilihan tahun 1999 memulai pemerintahannya dengan menarik mundur pasukan Israel dari Lebanon Selatan dan melaksanakan negosiasi dengan Ketua Otoritas Palestina Yasser Arafat dan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton pada Pertemuan Camp David bulan Juli tahun 2000. Dalam pertemuan itu, Barak menyampaikan rencana pendirian Negara Palestina, namun Yasser Arafat menolak proposal tersebut. Setelah negosiasi gagal, Intifada Kedua dimulai.
Ariel Sharon menjadi Perdana Menteri Israel yang gres setelah memenangi pemilihan tahun 2001. Pada masa pemerintahannya, Sharon secara sepihak menarik muncur pasukan Israel dari Jalur Gaza dan membangun dinding pemisah di perbatasan Tepi Barat. Pada Januari 2006, setelah Ariel Sharon menderita strok berat dan berada dalam keadaan koma, kekuasaannya digantikan oleh Ehud Olmert.
Konflik Israel-Palestina
Pada bulan Juli tahun 2006, serangan Hezbollah ke Israel Utara beserta penculikan dua tentara Israel memicu terjadinya Perang Lebanon Kedua. Peperangan ini diakhiri dengan gencatan senjata yang disponsori oleh Dewan Keamanan PBB dengan mengeluarkan Resolusi PBB 1701.
Pada final Desember 2008, gencatan senjata antara Hamas dengan Israel berakhir setelah adanya serangan roket yang diluncurkan oleh Hamas. Israel merespon serangan tersebut dengan serangan udara.[90] Pada tanggal 3 Januari 2009, pasukan Israel memasuki kota Gaza dan memulai serangan darat.[91] Pada tanggal 17 Januari 2009, Israel mengumumkan gencatan senjata secara sepihak dengan syarat dihentikannya serangan roket dan mortir. Hal ini kemudian diikuti oleh Hamas yang juga mengumumkan gencatan senjata dengan syarat ditariknya pasukan Israel dari Gaza serta dibukanya kembali perbatasan.
Geografi dan iklim
Israel terletak di sebelah timur Laut Mediterania, berbatasan dengan Lebanon di sebelah utara, Suriah di sebelah timur laut, Yordania di sebelah timur, dan Mesir di sebelah barat daya. Wilayah kedaulatan Israel, tidak termasuk wilayah yang ditaklukkan semasa Perang Enam Hari tahun 1967 yaitu sekitar 20.770 kilometer persegai dengan 2%-nya yaitu air. Menurut hukum Israel, luas wilayah keseluruhan Israel, yang meliputi Yerusalem Timur dan Dataran Tinggi Golan yaitu 22.072 kilometer persegi.[93] Sedangkan luas wilayah keseluruhan yang dikontrol Israel, meliputi wilayah Palestina di Tepi Barat yaitu 27.799 km2.
Walaupun luasnya yang kecil, geografi Israel bermacam-macam, dari padang pasir Negev di episode selatan hingga dengan barisan pegunungan Galilea dan Dataran Tinggi Golan di episode utara. Sekitar 70% populasi Israel bertempat tinggal di episode barat pesisir pantai Israel yang menghadap laut Mediterania. Di sebelah timur pegunungan tengah terdapat Lembah Yordan yang merupakan episode dari Great Rift Valley sepanjang 6.500 km. Sungai Yordan mengalir di sepanjang Lemabh Yordan, dari Gunung Hermon melalui Lembah Hulah dan Laut Galilea menuju Laut Mati. Ke sebelah lebih selatannya terdapat Arabah dan berakhir dengan Teluk Eilat (Teluk Aqaba).
Salah satu ciri khas geografi Israel dan Semenanjung Sinai yaitu terdapatnya makhtesh, yaitu suatu kawah yang disebabkan oleh erosi. Makhtesh terbesar di dunia yaitu Kawah Ramon di Negev, yang berukuran 40 kilometer kali 8 kilometer. Sebuah laporan mengenai status lingkungan cekungan Mediterania melaporkan bahwa Israel memiliki jumlah spesies tumbuhan per meter persegi yang paling banyak dibandingkan negara-negara lainnya yang juga berada di cekungan Mediterania.
Temperatur di Israel bervariasi, terutama semasa demam isu dingin. Daerah yang bergunung-gunung cenderung berangin, dingin, dan kadang kala bersalju; Yerusalem biasanya bersalju paling tidak satu kali tiap tahun. Sedangkan di kota-kota pesisir menyerupai Tel Aviv dan Haifa, iklimnya cenderung beriklim Mediterania, dengan suhu yang sejuk, demam isu hambar yang berhujan, dan demam isu panas yang panas dan lama. Suhu tertinggi di Asia yang pernah tercatat (53,7 °C) terjadi pada tahun 1942 di kibbutz Tirat Zvi di episode utara Lembah Yordan.[100] Dari bulan Mei hingga dengan September, hujan jarang turun di Israel. Oleh karena sumber daya air yang sangat rendah, Israel telah menyebarkan banyak sekali macam teknologi penghematan air, meliputi irigasi tetes.[103] Rakyat Israel juga menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energinya. Israel memiliki penggunaan energi surya per kapita yang tertinggi di dunia.
Pemerintahan dan Politik
Israel merupakan negara republik demokrasi dengan sistem parlementer. Presiden Israel yaitu kepala negara, namun tugas-tugasnya sangat terbatas dan hanyalah seremonial. Anggota parlemen yang didukung oleh mayoritas di dalam parlemen menjadi Perdana Menteri. Biasanya yang menjadi perdana menteri yaitu ketua Partai terbesar. Perdana Menteri yaitu kepala pemerintahan dan ketua kabinet. Israel diperintah oleh 120-anggota parlemennya, yang dikenal sebagai Knesset. Anggota-anggota Knesset berasal dari banyak sekali partai yang dipilih dalam pemilihan parlemen. Biasanya pemerintahan yang terbentuk yaitu pemerintahan koalisi.
Pemilihan parlemen dijadwalkan setiap empat tahun sekali, namun koalisi pemerintahan yang tidak stabil ataupun adanya mosi tidak percaya oleh Knesset seringkali membubarkan pemerintahan yang ada lebih awal. "Rata-rata lamannya suatu pemerintahan Israel memerintah yaitu sekitar 22 bulan. Proses perdamaian dengan Palestina, peranan agama dalam negara, dan skandal-skandal politik seringkali merupakan alasannya yaitu retaknya koalisi dan menjadikan pemilu yang lebih cepat."Hukum-hukum dasar Israel (bahasa Ibrani: חוקי היסוד, ḥŭḳḳēi ha-yyǝsōd) berfungsi sebagai konstitusi tak tertulis negara. Pada tahun 2003, Knesset mulai mengajukan draf konstitusi resmi yang didasarkan pada hukum-hukum dasar ini.
Sistem peradilan Israel memiliki tiga tingkat. Pada tingkat terendah yaitu pengadilan kehakiman yang terletak di kebanyakan kota-kota Israel. Di atasnya yaitu pengadilan distrik, yang berfungsi sebagai pengadilan tingkat banding dan pengadilan tingkat pertama; Pengadilan distrik terletak di lima Distrik Israel. Tingkat teratas peradilan Israel yaitu Mahkamah Agung yang terletak di Yerusalem. Mahkamah Agung Israel berperan baik sebagai pengadilan tingkat banding teratas maupun pengadilan tingkat pertama dan terakhir. Sebagai pengadilan tingkat pertama dan terakhir, Mahkamah Agung Israel mengizinkan individu-individu, baik yang merupakan warga negara maupun yang bukan warga negara, untuk melaksanakan petisi terhadap keputusan pemerintah Israel. Israel bukanlah anggota Pengadilan Kriminal Internasional.
Sistem hukum Israel merupakan kombinasi antara hukum umum Inggris, hukum sipil, dan hukum Yahudi (Halakha).[92] Hukum Israel didasarkan pada prinsip stare decisis (yakni keputusan hakim terdahulu dijadikan sebagai dasar keputusan pada masa depan) dan menggunakan sistem adversarial, di mana dua pihak dalam pengadilan diharuskan membawa bukti di hadapan pengadilan. Kasus-kasus peradilan diputuskan oleh hakim dan bukan oleh juri. Masalah perkawinan dan perceraian berada di bawah yuridiksi pengadilan agama menurut agama masing-masing: Yahudi, Muslim (syariah), Druze, dan Kristen. Para anggota Knesset, para hakim Mahkamah Agung, dan para anggota asosiasi pengacara Israel melaksanakan proses pemilihan hakim.
Distrik-distrik Israel: (1) Distrik Utara, (2) Haifa, (3) Distrik Tengah, (4) Tel Aviv, (5) Yerusalem, (6) Distrik Selatan
Hukum Dasar Israel mengenai Martabat dan Kebebasan Manusia melindungi hak asasi insan dan kebebasan di Israel. Israel yaitu satu-satunya negara di Timur Tengah mendapatkan status "Bebas" oleh organisasi Freedom House berdasarkan hak politik dan kebebasan sipil, namun di daerah pendudukan Israel, statusnya yaitu "Tidak Bebas"Hal yang sama juga terlihat pada laporan Reporters Without Borders yang menempatkan Israel di urutan 93 dari 175 negara dalam hal kebebasan pers. Peringkat ini berada di belakang negara menyerupai Kuwait (ke-60), Lebanon (ke-61), dan Uni Emirat Arab (ke-86). Beberapa kelompok menyerupai Amnesty International dan Human Rights Watch juga mengecam catatan HAM Israel dalam konflik Arab-Israel. B'Tselem merupakan organisasi HAM Israel yang sering mengkritik pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah Israel.
Pembagian Administratif
Israel dibagi menjadi enam distrik administratif utama, disebut sebagai mehozot (מחוזות; tunggal: mahoz) , yaitu Distrik Tengah, Distrik Haifa, Distrik Yerusalem, Distrik Utara, Distrik Selatan, dan Distrik Tel Aviv. Distrik-distrik ini lebih jauh lagi dibagi menjadi lima belas subdistrik yang disebut nafot (נפות; tunggal: nafa).
Untuk tujuan statistika, Israel dibagi menjadi tiga daerah metropolitan: Tel Aviv (populasi 3.150.000), Haifa (populasi 996.000), dan Beersheba (populasi 531.600).[121] Munisipalitas Israel yang terbesar, baik dalam hal populasi maupun luas daerah, yaitu Yerusalem, dengan 732.100 penduduk di tanah seluas 129 km2. Tel Aviv, Haifa, dan Rishon LeZion menduduki peringkat selanjutnya sebagai kota berpenduduk paling banyak, dengan populasi sebesar 384.600, 267.000, dan 222.300 secara berturut-turut.
Daerah pendudukan
Pada tahun 1967, sebagai akhir dari Perang Enam Hari, Israel mendapatkan kontrol atas Tepi Barat, Yerusalem Timur, Jalur Gaza, dan Dataran Tinggi Golan. Israel juga mengambil kontrol semenanjung Sinai, namun mengembalikannya kepada Mesir sebagai episode dari perjanjian tenang Israel-Mesir tahun 1979.
Setelah Israel menaklukkan wilayah ini, permukiman-permukiman Israel didirikan di daerah tersebut. Israel telah menerapkan hukum sipil di Dataran Tinggi Golan dan Yerusalem Timur, menganeksasi kedua daerah tersebut sebagai episode wilayahnya serta menyampaikan para penduduk kedua daerah tersebut status "penduduk permanen" dan "warga negara" Israel. Sebaliknya, Tepi Barat berada dalam pendudukan militer. Tepi Barat dan Jalur Gaza dipandang oleh bangsa Palestina dan komunitas internasional sebagai masa depan Negara Palestina. Dewan Keamanan PBB menyatakan bahwa inkorporasi Dataran Tinggi Golan dan Yerusalem Timur sebagai tidak sah dan melanggar hukum internasional. PBB terus memandang wilayah-wilayah ini sebagai daerah pendudukan.
Status Yerusalem Timur menjadi salah satu episode tersulit bagi penyelesaian perjanjian tenang antara Israel dengan Palestina. Kebanyakan negosiasi mengenai wilayah didasarkan pada Resolusi 242 Dewan Keamanan PBB yang menyerukan Israel untuk menarik mundur dari wilaah pendudukan tersebut sebagai syarat normalisasi kekerabatan dengan negara-negara Arab.
Peta Dataran Tinggi Golan
Tepi Barat dianeksasi oleh Yordania pada tahun 1948, setelah penolakan Arab terhadap keputusan PBB untuk menciptakan dua negara di Palestina. Hanya Britania yang mengakui aneksasi ini dan semenjak perjanjian tenang Israel-Yordania, Yordania telah menyampaikan klaimnya kepada Organisasi Pembebasan Palestina. Tepi Barat diduduki oleh Israel pada tahun 1967. Populasi Tepi Barat pada umumnya yaitu warga Arab Palestina, meliputi pengungsi Palestina yang mengungsi akhir Perang Arab-Israel 1948. Sejak pendudukannya dari tahun 1967 hingga dengan tahun 1993, warga Palestina hidup di bawah manajemen militer Israel. Sejak adanya Surat Pengakuan Israel-PLO, kebanyakan populasi dan kota-kota Palestina berada di bawah yuridiksi internal Otoritas Palestina, walaupun masih berada di bawah kontrol militer Israel secara parsial. Sebagai respon terhadap Intifada Kedua, pemerintah Israel mulai membangun Tembok Pemisah Israel yang dibangun di dalam wilayah Tepi Barat.
Jalur Gaza diduduki Mesir dari tahun 1948 hingga dengan tahun 1967 dan kemudian diduduki oleh Israel dari tahun 1967 hingga dengan tahun 2005. Pada tahun 2005, sebagai episode dari rencana penarikan unilateral Israel, Israel memindahkan semua penduduk dan tentaranya dari Jalur Gaza, namun Israel masih mengontrol lalu lintas udara dan laut Jalur Gaza. Gaza berbatasan dengan Mesir, dan perjanjian antara Israel, Uni Eropa, Otoritas Palestina, dan Mesir mengatur lalu lintas di perbatasan tersebut (diawasi oleh pemantau dari Uni Eropa), namun dengan terpilihnya pemerintahan Hamas membuat implementasi perjanjian ini sulit dilaksankan. Daerah internal Jalur Gaza dikala ini di kontrol oleh Hamas.
Hubungan luar negeri
Israel memiliki kekerabatan diplomatik dengan 161 negara dan 94 misi diplomatik di seluruh dunia. Hanya tiga negara liga Arab yang telah menormalisasi kekerabatan dengan Israel; Mesir menandatangani perjanjian tenang dengan Israel pada tahun 1979, Yordania pada tahun 1994, dan Mauritania memutuskan untuk membuka kekerabatan diplomatik penuh dengan Israel pada tahun 1999. Dua anggota liga Arab, Maroko dan Tunisia yang memiliki kekerabatan diplomatik secara terbatas dengan Israel memutuskan kekerabatan diplomatik tersebut pada awal mula Intifada Kedua pada tahun 2000. Sejak tahun 2003, kekerabatan dengan Maroko telah mulai membaik, dan menteri luar negeri Israel telah berkunjung ke negara tersebut.
Akibat dari perang Gaza tahun 2009, Mauritania, Qatar, Bolivia, dan Venezuela menghentikan kekerabatan politik dan ekonomi dengan Israel. Di bawah hukum Israel, Lebanon, Suriah, Arab Saudi, Irak, dan Yaman yaitu negara musuh[139] dan warga negara Israel dilarang berkunjung ke negara tersebut tanpa seizin Kementerian Dalam Negeri Israel. Sejak tahun 1995, Israel merupakan anggota Dialog Mediterania, yang bertujuan meningkatkan kerja sama antara tujuh negara yang terletak di cekungan Mediterania dan negara anggota NATO.
Hubungan luar negeri Israel dengan Amerika Serikat, Turki, Jerman, Britania, dan India merupakan yang paling dekat. Amerika Serikat merupakan negara pertama yang mengakui berdirinya Israel, diikuti oleh Uni Soviet. Amerika Serikat menganggap Israel sebagai sekutu utama Timur Tengah.
Walaupun Turki dan Israel tidak memiliki kekerabatan diplomatik penuh hingga dengan tahun 1991, Turki telah melaksanakan kerja sama dengan Israel semenjak pengukuhan Turki terhadap kemerdekaan Israel pada tahun 1949. Oleh karena Turki juga berafiliasi baik dengan negara-negara Arab di Timur Tengah, beberapa kali Turki mendapatkan tekanan yang besar semoga Turki memutuskan kekerabatan dengan Israel. Hubungan kedua negara surut ketika Turki mengutuk serangan Israel ke Gaza pada tahun 2009.
Jerman juga mempunyai kekerabatan besar lengan berkuasa dengan Israel. Kerja sama antara kedua negara ini meliputi kerja sama ilmiah, pendidikan, ekonomi, dan militer. India membuka kekerabatan diplomatik penuh dengan Israel pada tahun 1992. Hubungan diplomatik Israel dengan Iran berlangsung semasa Iran di bawah Dinasti Pahlavi namun pengukuhan Iran ditarik kembali semenjak Revolusi Iran.
Sampai sekarang Indonesia belum mengakui kedaulatan Israel, walaupun kedaulatan Palestina diakui meskipun daerahnya belum pasti. Mantan presiden RI Abdurrahman Wahid (1999-2001) sempat berencana akan mengakui kedaulatan Israel dan membuka kekerabatan diplomatik, namun mendapatkan kecaman dan penentangan dari kelompok Muslim Indonesia.[150] Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan tidak akan membuka kekerabatan dengan Israel sebelum duduk perkara Palestina dipecahkan dan pendudukan Israel atas Palestina diakhiri.
Militer
Angkatan Pertahanan Israel terdiri dari Tentara Israel, Angkatan Udara Israel, dan Angkatan Laut Israel. Angkatan pertahanan ini didirikan semasa Perang Arab-Israel 1948 dengan mengkonsolidasi organisasi-organisasi paramiliter - utamanya Haganah – yang telah berdiri sebelum Israel berdiri. Angkatan Pertahanan Israel juga dibantu oleh Direktorat Intelijen Militer Israel (Aman) yang bekerja sama dengan Mossad dan Shabak. Angkatan Pertahanan Israel telah terlibat dalam beberapa perang besar dan konflik perbatasan walaupun usianya yang masih relatif muda, membuatnya menjadi salah satu angkata bersenjata yang paling terlatih di dunia.
Mayoritas warga negara Israel diwajibkan mengikuti jadwal wajib militer pada usia 18 tahun. Pria diwajibkan mengikuti wamil selama tiga tahun, sedangkan perempuan dua tahun. Setelah wamil, lelaki Israel bergabung ke dalam angkatan cadangan dan melaksanakan tugas-tugas angkatan cadangan selama beberapa ahad setiap tahunnya hingga usia 40 tahun. Kebanyakan perempuan dibebaskan dari peran ini. Warga negara Israel yang beretnis Arab (kecuali Druze) dan yang terlibat dalam kajian religius secara penuh dibebaskan dari wajib militer. Terdapat kewajiban alternatif bagi warga negara yang mendapatkan pembebasan wamil, yaitu Sherut Leumi atau pelayanan nasional, yang melibatkan kegiatan bakti sosial di rumah sakit dan sekolah, ataupun kegiatan sosial lainnya. Oleh karena progam wajib militer ini, Angkatan Pertahanan Israel memiliki sekitar 168.000 tentara aktif dan sekitar 408.000 angkatan cadangan.
Militer Israel sangat bergantung pada persenjataan canggih yang dibuat di Israel maupun diimpor dari luar negeri. Amerika Serikat utamanya merupakan negara kontributor utama, dan dianggarkan untuk menyampaikan derma militer kepada Israel sebesar AS$30 miliar antara tahun 2008 hingga dengan tahun 2017. Misil Hetz (Panah) buatan Israel dan Amerika merupakan salah satu sistem misil anti balistik yang operasional di dunia. Sejak Perang Yom Kippur, Israel telah menyebarkan jaringan satelit mata-mata. Suksesnya jadwal Ofeq membuat Israel menjadi salah satu dari tujuh negara yang bisa meluncurkan satelit menyerupai itu. Sejak berdirinya Israel, Israel telah menghabiskan sebagian besar proporsi produk domestik brutonya untuk keperluan pertahanan. Sebagai contohnya, pada tahun 1984 negara ini menghabiskan sekitar 24% PDB-nya untuk keperluan militer. Sekarang, proporsi tersebut telah menurun mencapai 7,3%.
Israel dipercaya luas memiliki senjata nuklir.[165] Walaupun demikian, Israel tidak menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir dan mengambil kebijakan yang ambigu dengan tidak mengakui ataupun membantah kepemilikan senjata nuklir.
Setalah Perang Teluk pada tahun 1991, Israel mengesahkan sebuah hukum yang mewajibkan semua apartemen dan rumah-rumah Israel memiliki mamad, yaitu ruang keamanan yang tahan terhadap serangan kimiawi maupun biologise.
Ekonomi
Israel dianggap sebagai salah satu negara termaju di Asia Barat Daya dalam hal pembangunan ekonomi dan industri. Negara ini menduduki peringkat nomor 3 di daerah tersebut menurut Indeks Kemudahan Berbisnis Bank Dunia[167] dan Laporan Daya Saing Global Forum Ekonomi Dunia.
Pada tahun 2007, Israel memiliki produk domestik bruto ke-44 terbesar dan pendapatan per kapita ke-22 tertinggi (berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja) di dunia sebesar AS$232,7 miliar dan AS$33.299 secara berurutan.[168] Pada tahun 2007, Israel diundang untuk bergabung ke dalam Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antar negara-negara yang menjunjung prinsip-prinsip demokrasi dan ekonomi pasar bebas.
Walaupun sumber daya alam Israel terbatas, pembangunan yang intensif pada sektor agrikultur dan industri selama puluhan tahun menjadikan Israel dapat berswasembada pangan secara garis besarnya, terkecuali pada serealia dan daging sapi. Pada tahun 2006, impor Israel mencapai AS$47,8 miliar, yang terdiri dari materi bakar fosil, bahan-bahan mentah, dan peralatan militer. Komoditas ekspor utama Israel meliputi buah-buahan, sayur-sayuran, obat-obatan, peranti lunak, bahan-bahan kimia, teknologi militer, dan intan; pada tahun 2006, ekspor Israel mencapai AS$42,86 miliar.
Israel menduduki peringkat pertama di dunia dalam hal konservasi air dan penggunaan energi panas bumi. Israel juga menyebarkan teknologi-teknologi peranti lunak, komunikasi, dan sains di Silicon Wadi. Sejak tahun 1970-an, Israel telah mendapatkan derma ekonomi dari Amerika Serikat, dan pinjaman dari Amerika Serikat tersebut menduduki proporsi hutang luar negeri Israel yang cukup besar. Pada tahun 2007, Amerika Serikat menyetujui derma sebesar AS$30 miliar kepada Israel untuk sepuluh tahun ke depan.
Pariwisata, utamanya wisata religi, juga merupakan bidang industri Israel yang penting. Permasalahan keamanan di Israel telah menghambat perkembangan industri ini, namun belakangan jumlah turis mulai meningkat. Pada tahun 2008, sekitar 3 juta turis berkunjung ke Israel.
Transportasi
Israel memiliki 18.096 kilometer jalan beraspal dan 2,4 juta kendaraan bermotor. Jumlah kendaraan bermotor per 1000 orang yaitu 324, relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Israel memiliki 5.715 bus berjadwal rutin[178] yang dioperasikan oleh banyak sekali perusahaan angkutan. Rel kereta api Israel merambah sepanjang 949 kilometer dan dioperasikan oleh perusahaan negara Israel[179]. Seiring dengan investasi besar-besaran pada awal hingga dengan final 1990-an, jumlah penumpang kereta api setiap tahunnya telah meningkat dari 2,5 juta pada tahun 1990 menjadi 35 juta pada tahun 2008. Rel kereta api juga digunakan untuk mengangkut sekitar 6,8 juta ton kargo setiap tahunnya.
Israel memiliki dua bandara internasional, Bandara Internasional Ben Gurion dan Bandara Ovda.
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan
Israel memiliki angka harapan sekolah (didefinisikan sebagai tahun lamanya seorang anak berumur 4 tahun diharapkan dapat mengenyam pendidikan pada masa depan) tertinggi di Asia Barat Daya dan menduduki peringkat kedua setara dengan Jepang di Asia (setelah Korea Selatan). Israel juga memiliki angka melek abjad tertinggi di seluruh Asia Barat daya. Hukum Pendidikan Negara Israel yang diundang-undangkan pada tahun 1953 membagi sekolah menjadi lima macam: sekolah negeri sekuler, sekolah negeri agama, sekolah ultra ortodoks, sekolah permukiman komunal, dan sekolah Arab. Sekolah negeri sekuler merupakan sekolah yang terbesar dan dihadiri oleh mayoritas murid-murid Yahudi dan non-Arab di Israel. Kebanyakan warga negara Israel beretnis Arab mengirimkan anaknya ke sekolah-sekolah yang berbahasa Arab.
Israel memiliki jadwal wajib mencar ilmu bagi bawah umur berumur antara tiga hingga dengan delapan belas tahun. Tahapan-tahapan sekolah dibagi menjadi tiga tahap: sekolah dasar (tingkat 1-6), sekolah menengah pertama (tingkat 7-9), dan sekolah menengah atas (tingkat 10-12). Tahapan sekolah berakhir dengan ujian final yang disebut Bagrut. Kemahiran di mata-mata pelajaran utama menyerupai matematika, Injil Ibrani, Bahasa Ibrani, literatur Ibrani dan umum, Bahasa Inggris, sejarah, dan pendidikan kewarganegaraan diharapkan untuk mendapatkan akta Bagrut. Dalam sekolah-sekolah Arab, Kristen, dan Druze, ujian kajian Injil Ibrani digantikan dengan ujian dalam mata pelajaran Islam, Kristen, ataupun Druze. Pada tahun 2003, lebih dari separuh murid tingkat 12 Israel mendapatkan akta ini.
Delapan universitas negeri Israel disubsidi oleh negara. Perpustakaan Universitas dan Nasional Yahudi yang menyimpan buku-buku bertopik Yahudi terbesar di dunia berada di Universitas Ibrani Yerusalem. Universitas Ibrani Yerusalem menduduki peringkat 100 besar universitas ternama di dunia berdasarkan pemeringkatan Universitas Jiao Tong Shanghai. Universitas utama lainnya di Israel meliputi Technion, Institut Sains Weizmann, Universitas Tel Aviv, Universitas Bar-Ilan, Universitas Haifa, dan Universitas Ben-Gurion Negev. Israel berada pada peringkat ketiga di dunia dalam hal jumlah sarjana akademik per kapita (20% populasi). Israel merupakan negara yang terdepan dalam hal jumlah artikel ilmiah riset sel punca per kapita semenjak tahun 2000.
Israel juga mengedepankan penggunaan energi surya dan memiliki teknologi energi surya yang terdepan dan perusahaan-perusahan tenaga surya Israel mengerjakan proyek-proyeknya di seluruh dunia. Lebih dari 90% rumah penduduk Israel menggunakan tenaga surya untuk pengadaan air panas dan merupakan penggunaan per kapita yang tertinggi di dunia. Menurut data pemerintah Israel, negara ini menghemat 8% konsumsi listrik per kapitanya oleh karena penggunaan energi surya.
Demografi
Sampai dengan tahun 2009, populasi Israel yaitu sebesar 7,5 juta jiwa. Israel memiliki dua bahasa resmi, yaitu bahasa Ibrani dan bahasa Arab Bahasa Ibrani merupakan bahasa utama negara dan dituturkan oleh mayoritas populasi Israel. Bahasa Arab utamanya dituturkan oleh kaum Arab minoritas dan Yahudi yang berasal dari tanah Arab. Pada tahun 2002, populasi Yahudi yang berasal dari Tanah Arab mencapai 40% populasi Israel.[204] Sedangkan pada tahun 2008, warga negara Israel berkebangsaan Arab mencapai 20% populasi total Israel.
Persentase populasi kaum Yahudi, Muslim, Druze, dan lainnya di Israel
Banyak penduduk Israel yang dapat berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris. Oleh karena banyaknya jumlah imigran Yahudi yang berimigrasi ke Israel, terdapat pula bahasa-bahasa lain yang dapat terdengar di jalanan-jalanan Israel sehari-hari. Bahasa Rusia dan bahasa Amhar dituturkan secara meluas oleh karena banyaknya imigran yang berasal dari Uni Soviet dan Etiopia (sekitar 120.000 Yahudi Etiopia tinggal di Israel) Antara tahun 1990 hingga dengan tahun 1994, imigrasi besar-besaran yang berasal dari Rusia meningkatkan populasi Israel sebesar dua belas persen.[208] Terdapat lebih dari satu juta imigran berbahasa Rusia di Israel,[209] dengan sekitar 300.000-nya bukanlah orang Yahudi.
Beberapa dasarwasa ini pula, sejumlah besar pekerja migran dari Rumania, Thailand, Cina, Afrika, dan Amerika Selatan juga telah menetap di Israel. Jumlah pasti para pekerja migran ini tidaklah diketahui karena banyak yang menetap secara ilegal, namun diperkirakan jumlahnya yaitu sekitar 200.000 Lebih dari 16.000 pencari suaka Afrika masuk ke Israel beberapa tahun ini.
Pada tahun 2009, lebih dari 300.000 warga Israel tinggal di permukiman-permukiman Tepi Barat menyerupai Ma'ale Adumim dan Ariel, dan di komunitas-komunitas yang telah ada sebelum berdirinya Negara Israel menyerupai di kota Hebron dan Gush Etzion. Delapan belas ribu penduduk Israel tinggal di Dataran Tinggi Golan. Pada tahun 2006, terdapat 250.000 Yahudi yang tinggal di Yerusalem Timur. Jumlah total pemukim Israel yaitu lebih dari 500.000 (6,5% populasi Israel). Sekitar 7.800 penduduk Israel tinggal di permukiman di Jalur Gaza sebelum semuanya dievakuasi dengan paksa oleh pemerintah Israel pada tahun 2005 sebagai episode dari rencana penarikan unilateral Israel.
Agama
Israel didirikan sebagai negara kaum Yahudi dan sering kali disebut sebagai negara Yahudi. Hukum negara ini menyampaikan para Yahudi dan orang-orang yang berketurunan Yahudi hak untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel.[218] Lebih dari tiga per empat, atau 75,5% populasi Israel yaitu Yahudi yang berlatarbelakang berbeda-beda. Sekitar 68% Yahudi Israel dilahirkan di Israel, 22%-nya merupakan imigran dari Eropa dan Amerika, dan 10%-nya merupakan imigran dari Asia dan Afrika (termasuk pula dari Arab). Afiliasi keagamaan penduduk Yahudi Israel bervariasi: 55%-nya mengaku sebagai "tradisional", sedangkan 20%-nya menganggap dirinya sendiri sebagai "Yahudi sekuler", 17% mengaku sebagai "Yahudi Ortodoks"; sisa 8%-nya mengaku sebagai "Yahudi Haredi"
Umat Muslim mencapai 16% total populasi Israel dan merupakan agama minoritas terbesar di Israel. Sekitar 2% populasi beragama Kristen dan 1,5%-nya beragama Druze.[221] Populasi umat Kristen ini termasuk pula Arab Kristen dan Yahudi Mesiah. Terdapat pula sebagian kecil kelompok agama menyerupai agama Buddha dan Hindu.
Kota Yerusalem merupakan kota yang penting bagi umat Yahudi, Muslim, dan Kristen. Yerusalem merupakan tempat beradanya Tembok Ratapan dan Bait Allah, Masjid Al-Aqsa, dan Gereja Makam Kudus. Situs-situs keagamaan yang penting lainnya berlokasi di Tepi Barat, meliputi Makam Yusuf di Shechem, Gereja Kelahiran dan Kuburan Rahel di Betlehem, dan Gua Machpelah di Hebron.
Budaya
Budaya Israel memiliki budaya yang beranekaragam oleh karena para Yahudi imigran dari seluruh dunia membawa tradisi dan budayanya masing-masing. Hari raya nasional ditentukan berdasarkan kalender Yahudi dan hari Sabtu (Sabat) ditentukan sebagai hari libur. Budaya Israel juga dipengaruhi oleh budaya Arab yang terlihat pada arsitektur-arsitektur bangunan, musik, dan masakan Israel.
Literatur Israel, utamanya puisi dan prosa, ditulis dalam bahasa Ibrani dan merupakan episode dari renaisans bahasa Ibrani sebagai bahasa verbal semenjak pertengahan kala ke-19. Walau demikian, terdapat pula literatur-literatur yang dipublikasikan dalam bahasa lainnya, menyerupai Inggris. Menurut hukum Israel, dua kopi materi cetak yang dipublikasikan di Israel haruslah disimpan ke dalam Perpusatakaan Universitas dan Nasional Yahudi di Universitas Ibrani Yerusalem. Pada tahun 2001, hukum ini diamendemen dengan menambah pula rekaman audio dan video beserta media non-cetak lainnya. Pada tahun 2006, 85% dari 8.000 buku yang ditransfer ke perpusatakaan yaitu berbahasa Ibrani.[230] Pekan Buku Ibrani (שבוע הספר) diadakan tiap bulan Juni dan jadwal ini meliputi pameran buku, bacaan publik, dan temu muka para pengarang Israel dari seluruh negeri.
Museum Israel di Yerusalem merupakan salah satu institusi kebudayaan yang terpenting di Israel. Di museum ini, tersimpan Naskah Laut Mati, bersamaan dengan koleksi ekstensif mengenai Yudaisme dan seni budaya Barat. Museum Holocaust nasional Israel, Yad Vashem, menyimpan sejumlah arsip-arsip informasi mengenai Holocaust yang terbanyak di dunia. Beth Hatefutsoth (Museum Diaspora) yang berada di kampus Universitas Tel Aviv yaitu sebuah museum interaktif yang berisi koleksi sejarah komunitas Yahudi di seluruh dunia.
Batas Wilayah Negara Israel
Batas Negara Israel
מדינת ישראל / Medīnat Yisrā’el (Bahasa Ibrani)
دولة إسرائيل / Dawlat Isrā’īl (Bahasa Arab)
Israel terletak di Benua Asia Barat Daya, dengan batas wilayah :
Sebelah utara : Negara Lebanon.
Sebelah timur laut : Negara Suriah, Palestina.
Sebelah timur : Negara Yordania.
Sebelah tenggara : Negara Yordania.
Sebelah selatan : Teluk Aqaba dan Negara Mesir.
Sebelah barat daya : Negara Mesir.
Sebelah barat : Palestina, Laut Mediterania.
Sebelah barat laut : Laut Mediterania.
Referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Israel, https://halokawan.com/batas-wilayah-negara-tetangga-israel/
0 Response to "Letak, Luas, Batas Wilayah, Keadaan Alam, dan Keadaan Penduduk Israel"
Post a Comment