Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terus mematangkan konsep rumah lapis sebagai solusi atas kepemilikan rumah warga. Tak mampu dipungkiri, banyak pihak yang menanyakan beda konsep rumah lapis dengan rumah susun yang selama ini sudah dibangun.
Wartawan kumparan (kumparan.com) Nesia Rise mencatat, Anies meminta masyarakat tidak terjebak pada perdebatan penamaan rumah susun atau rumah lapis. Yang paling penting untuk Anies, bagaimana sebuah lahan mampu dimaksimalkan fungsinya untuk daerah tinggal masyarakat.
"Jadi sebaiknya kita jangan terjebak pada idiom, pada penamaan. Yang penting ialah bagaimana menggunakan area tanah seefisien mungkin untuk mampu ditempati oleh warga," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa (7/11).
Anies mengatakan, diskusi dengan masyarakat yang akan tinggal di lokasi itu sangat penting. Diskusi ini akan menghasilkan hunian yang sesuai dengan kondisi masyarakat yang akan ditinggal di lokasi itu.
"Oleh alasannya itu, mengapa dirembuk semoga rumah yang nanti terbangun itu sesuai dengan kondisi sosiologis, potret ekonomi di situ sehingga bagi mereka juga menghasilkan kenyamanan," ucap Anies.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menjelaskan konsep rumah lapis ini dibangun secara vertikal, tapi tidak akan setinggi apartemen. Rumah lapis hanya akan setinggi 3-4 lantai, tidak ibarat apartemen yang mampu menjulang sampai 16 lantai.
Sumber today.line.me
0 Response to "Anies: Jangan Terjebak Idiom Rumah Lapis"
Post a Comment